Adakah penjelasannya menurut pandangan Islam. Demi menjawab rasa penasaran, Ustaz Abdul Somad memiliki penjelasan tentang hal ini.
Cepat atau lambat, setiap orang pasti akan berjumpa dengan sakaratul maut. Hanya saja tak ada seorang manusia pun mengetahui kapan ajalnya akan tiba.
Bicara soal kematian, pernahkah melihat orang yang tengah sekarat? Pernahkah memperhatikan mengapa kebanyakan dari orang yang sedang sakaratul maut selalu melihat ke atas?
Bahkan terkadang kita mendapati orang yang meninggal dengan mata melotot.
Mengapa demikian? Adakah penjelasannya menurut pandangan Islam. Demi menjawab rasa penasaran, Ustaz Abdul Somad memiliki penjelasan tentang hal ini.
Diungkapkan Ustaz Abdul, kematian adalah berpisahnya ruh dari jasad. Ketika seseorang dicabut nyawanya oleh malaikat maut, maka ruhnya akan keluar lewat atas (kepala), sehingga ia kaget melihat keluarnya ruh tersebut. Sehingga matanya pun melotot.
Perkara ini pin telah dijelaskan dalam hadis. Nabi SAW bersabda:
" Apabila kamu menghadiri kematian seseorang kamu, maka pejamkanlah mata si mati, karena matanya mengikuti ruhnya." [Sunan Ibnu Majah : 144]
" Ruh keluar berawal dari ujung kaki. Minal asfal. Asfal artinya bawah. Mengalir dia ke atas, lalu dia pun keluar dari atas, maka mata pun melihat. Makanya orang yang meninggal itu matanya melotot. Apa yang dia lihat? Ruhnya keluar," terang alumni Universitas Al Azhar Mesir dan Universitas Darul Hadits Maroko ini.
Sakaratul maut ini sangat berat, apalagi bagi orang-orang yang zalim dan kufur kepada Allah.
“ Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat mumukul dengan tangannya, (Sambil berkata): “ Keluarkan nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya” (QS. Al An’am: 93)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “ Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)
Adapun yang paling ringan, yakni bagi orang-orang mukmin, Rasulullah menggambarkan:
“ Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR. Bukhari)
Source : Dream.co.id